Lurah Wunung, Sudarto, menyampaikan apresiasinya dengan tulus, “Terima kasih, selama 40 hari ini IPB sudah menjadi anak saya. Saya salut dengan semangat adik-adik, jalan kaki dari Teguhan ke Kamal atau ke Soka untuk melaksanakan program kerja. Jarak yang ditempuh sangat jauh. ” Beliau juga berharap agar kegiatan dan partisipasi KKN IPB bisa berkelanjutan di Kalurahan Wunung.
JogjaVoice.com, Wunung – Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Institut Pertanian Bogor (IPB) sukses menggelar Lokakarya II di Kalurahan Wunung, Gunungkidul, dimulai pada 23 Juni hingga 02 Agustus 2025. Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat di berbagai sektor vital, mulai dari pertanian, peternakan, lingkungan hidup, hingga literasi digital dan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Presentasi dan pemaparan program-program unggulan ini dipimpin langsung oleh Muhammad Luthful Hakim selaku Koordinator Desa KKN-T IPB Wunung.
Setiap program dirancang untuk memberikan dampak langsung dan berkelanjutan, mendorong masyarakat tidak hanya menerima pengetahuan baru tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari demi kemandirian dan peningkatan kualitas hidup.
Enam Pilar Program Unggulan untuk Wunung yang Lebih Mandiri
Program kerja Lokakarya II KKN-T IPB di Kalurahan Wunung terdiri dari enam kegiatan utama yang menyasar berbagai segmen masyarakat dengan kebutuhan berbeda.
1. ETERNAL: Edukasi Terpadu Pemeliharaan Ternak Berkelanjutan
Program pertama adalah Pelatihan Silase untuk Peternak yang dilaksanakan pada Senin, 7 Juli, pukul 09.00–11.30 WIB di Balai Padukuhan Kamal. Kegiatan ini menggandeng Kelompok Tani 1 dan 2 dari Padukuhan Kamal dan dihadiri oleh 26 peserta. Para peternak berhasil memahami teknik dasar pembuatan silase, sebuah metode penyimpanan pakan ternak yang krusial menghadapi musim kemarau. Meskipun evaluasi menunjukkan kendala pada wadah penyimpanan yang belum tertutup rapat secara maksimal, tim KKN-T IPB menyarankan peternak untuk mulai memproduksi silase secara mandiri menjelang kemarau, dengan harapan pemerintah daerah memberikan dukungan pembinaan dan akses sarana yang memadai untuk keberlanjutan program ini.
2. Biopestisida Alami: Solusi Pertanian Ramah Lingkungan
Pada Minggu, 13 Juli, pukul 20.00–22.00 WIB, sebanyak 41 peserta berkumpul di Balai Padukuhan Soka untuk mengikuti Pelatihan Biopestisida Alami. Dalam kolaborasi dengan KKN-PPM UGM, pelatihan ini membekali petani dengan pengetahuan dan keterampilan membuat serta mengaplikasikan biopestisida alami. Evaluasi menyoroti pentingnya penyesuaian penggunaan biopestisida dengan jenis tanaman. Ke depan, petani diharapkan dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal sebagai solusi pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya.
3. Pertanian Ramah Anak: Edukasi Hidroponik di SDN II Mulo
Inovasi pertanian juga menyentuh dunia pendidikan melalui program Pertanian Ramah Anak di SDN II Mulo. Dilaksanakan dua kali pada Rabu, 16 Juli dan Jumat, 18 Juli, pukul 08.00–10.00 WIB, kegiatan ini melibatkan 29 siswa/i Kelas 6 SDN II Mulo. Para siswa diajarkan membuat sistem tanam hidroponik menggunakan bahan bekas, menumbuhkan minat dan keterampilan bercocok tanam sejak dini. Meskipun dibutuhkan bimbingan lebih lanjut dan variasi tanaman yang lebih beragam, capaian program ini signifikan dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan dan keterampilan praktis pada generasi muda. Diharapkan siswa terus mengembangkan keterampilan ini sebagai bagian dari pembelajaran berkelanjutan mereka.
4. Pupuk Organik Cair: Optimalisasi Limbah Rumah Tangga
Kolaborasi dengan KKN-PPM UGM berlanjut dalam Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair pada Minggu, 20 Juli dan Senin, 21 Juli. Sebanyak 18 peserta mengikuti pelatihan di Balai Padukuhan Teguhan dan rumah Ketua Kelompok Tani Usaha Makmur. Peserta berhasil memahami proses dasar pembuatan pupuk cair, meskipun terdapat kendala dalam pengumpulan bahan baku dan optimalisasi waktu fermentasi. Tim KKN-T mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan baku pupuk organik dan memperhatikan durasi fermentasi agar hasilnya maksimal.
5. UMKM dan Legalitas Usaha: Dorong Kemandirian Ekonomi Digital
Sektor ekonomi masyarakat juga tak luput dari perhatian. Pada Kamis, 24 Juli, pukul 08.00–12.00 WIB, Pelatihan UMKM dan Legalitas Usaha digelar di Balai Kalurahan Wunung, menggandeng Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSP) Kabupaten Gunungkidul. Tiga puluh satu pelaku usaha mendapatkan pengetahuan penting tentang legalitas usaha dan esensi digitalisasi. Program ini khususnya disoroti oleh Lurah Wunung, Sudarto, yang menyatakan, “Warga kami bisa langsung merasakan hasilnya perihal NIB (Nomor Induk Berusaha).” Meskipun ada tantangan seperti peserta yang tidak membawa persyaratan lengkap dan minat rendah pada pembuatan QRIS serta Google Maps dibanding NIB, program ini berhasil meningkatkan pemahaman peserta. Pelatihan lanjutan dan supervisi berkala direkomendasikan untuk meningkatkan literasi digital pelaku usaha di Wunung.
6. KULO (Kebun Unggul, Lansia Optimis): Lansia Produktif dan Berdaya
Program terakhir yang tak kalah inspiratif adalah Kegiatan KULO (Kegiatan Usaha Lansia Organik) pada Sabtu, 26 Juli, pukul 06.00–11.00 WIB. Bertempat di Lahan Masjid Al-Huda, Teguhan, kegiatan ini melibatkan 58 anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) Seger Waras Teguhan. KULO berhasil meningkatkan keterlibatan lansia dalam kegiatan produktif organik. Meskipun terkendala kekurangan SDM untuk pre-test dan tidak sempat melakukan post-test, serta pemanfaatan bahan yang belum maksimal, program ini menunjukkan potensi besar untuk pemberdayaan lansia. Diharapkan stakeholder dapat memfasilitasi kebutuhan internal dan eksternal, sementara peserta dapat terus memelihara dan mengembangkan kegiatan ke komoditas organik lainnya.
Keberadaan KKN-T IPB di Wunung mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak. Salah satunya dari Lurah Wunung, Sudarto, menyampaikan apresiasinya dengan tulus, “Terima kasih, selama 40 hari ini IPB sudah menjadi anak saya. Saya salut dengan semangat adik-adik, jalan kaki dari Teguhan ke Kamal atau ke Soka untuk melaksanakan program kerja. Jarak yang ditempuh sangat jauh. ” Beliau juga berharap agar kegiatan dan partisipasi KKN IPB bisa berkelanjutan di Kalurahan Wunung.
Secara keseluruhan, Lokakarya II KKN-T IPB di Kalurahan Wunung mencerminkan komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat secara holistik. Hasil dari setiap kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menerima pengetahuan baru, tetapi juga terdorong untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, seluruh program ini dapat terus dilanjutkan dengan pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan dari berbagai pihak, demi terwujudnya masyarakat Wunung yang lebih mandiri, produktif, dan sejahtera.