Materialists: Romansa Modern yang Menelanjangi Hati (dan Dompet)

Materialists (dok. A24/Materialists)

Salah satu kalimat yang paling menusuk adalah ketika Lucy berkata kepada kliennya, “Kamu nggak jelek, kamu cuma nggak punya uang.” Kalimat ini, walau disampaikan dengan humor pahit, adalah pukulan telak yang menunjukkan bagaimana kapitalisme telah menciptakan hierarki bahkan dalam urusan hati.

Setelah sukses besar dengan Past Lives, sutradara dan penulis skenario Celine Song kembali lagi dengan karya terbarunya, Materialists. Jika film sebelumnya mengajak kita merenungi takdir dan “in-yeon” (takdir pertemuan) yang melintasi benua, film ini justru mengajak kita menyelam ke dalam realitas yang jauh lebih pragmatis: pertempuran antara cinta sejati dan stabilitas finansial di tengah hiruk pikuk New York. Dibintangi oleh trio bintang papan atas—Dakota Johnson, Chris Evans, dan Pedro Pascal—Materialists bukanlah sekadar drama romantis biasa. Ini adalah cermin yang tajam dan jujur tentang bagaimana kapitalisme telah merasuki ruang paling intim dalam hidup kita: hati.

Cinta Segitiga Klasik, dengan Bumbu Kritik yang Pedas

Pada intinya, Materialists menyajikan premis yang sudah tak asing lagi: kisah cinta segitiga. Ada Lucy (Dakota Johnson), seorang matchmaker profesional di Manhattan yang hidup dari membantu kliennya menemukan pasangan sempurna. Kriteria “sempurna” di sini bukan hanya soal kecocokan emosional, melainkan juga seputar saldo rekening, tinggi badan, dan latar belakang sosial. Ia adalah seorang ahli strategi cinta, yang ironisnya, justru kesulitan mengatur kehidupan romantisnya sendiri.

Materialists (dok. A24/Materialists)

Pilihannya adalah antara dua pria yang sangat bertolak belakang. Pertama, ada Harry (Pedro Pascal), seorang broker kaya raya yang digambarkan sebagai “unicorn“—sosok idaman yang langka, tampan, mapan, dan penuh perhatian. Ia mewakili janji keamanan finansial dan kehidupan yang mulus. Kedua, ada John (Chris Evans), mantan kekasih Lucy yang seorang aktor panggung. Dia secara finansial tidak stabil, bahkan bisa dibilang miskin. Namun, ia menawarkan koneksi emosional yang tulus dan mendalam, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Di tangan Celine Song, kisah ini jauh dari klise. Tidak ada karakter yang hitam-putih. Harry bukanlah penjahat kapitalis yang dingin, dan John bukanlah si pahlawan miskin yang suci. Semua pilihan Lucy terasa valid dan penuh risiko. Narasi film ini menolak memberikan jawaban yang mudah, seolah bertanya pada kita: di dunia yang serba materialistis ini, apakah cinta masih bisa berdiri sendiri?

Industri Jodoh: Cinta yang Jadi Komoditas

Kritik sosial paling menohok dalam film ini muncul dari latar tempat kerja Lucy. Agensi jodoh elite bernama Adore ini memperlakukan cinta layaknya komoditas yang bisa diperdagangkan. Janji “cinta sejati” dijual melalui wawancara kaku dan algoritma yang tidak jauh berbeda dengan aplikasi kencan modern. Penonton akan disajikan montase yang satir sekaligus getir, di mana klien-klien Lucy mengajukan daftar kriteria yang absurd, dari calon pasangan yang harus kaya, cerdas, hingga spiritual, semua dalam satu paket.

Materialists (dok. A24/Materialists)

Dialog-dialog tajam Celine Song menjadi kekuatan utama dalam menelanjangi realitas ini. Salah satu kalimat yang paling menusuk adalah ketika Lucy berkata kepada kliennya, “Kamu nggak jelek, kamu cuma nggak punya uang.” Kalimat ini, walau disampaikan dengan humor pahit, adalah pukulan telak yang menunjukkan bagaimana kapitalisme telah menciptakan hierarki bahkan dalam urusan hati. Mencari pasangan kini bukan lagi soal koneksi jiwa, tapi tentang return on investment; apakah hubungan ini sepadan dengan waktu, energi, dan—yang paling penting—uang yang akan diinvestasikan?

Estetika Visual dan Performa Para Bintang

Secara visual, Materialists adalah sebuah karya yang memanjakan mata. Sinematografer Shabier Kirchner menciptakan dunia New York yang kontras: glamor dan dingin di satu sisi, namun juga bisa terasa hangat dan melankolis di sisi lain. Estetika “grainy slick” yang diusung memberikan kesan yang menarik dan modern, meskipun terkadang terasa dingin secara emosional, seolah sejalan dengan tema yang diusungnya.

Namun, yang paling bersinar adalah performa para aktornya. Dakota Johnson tampil elegan namun rapuh, dengan tenang ia memerankan seorang profesional yang dihadapkan pada dilema personal. Chris Evans mengejutkan banyak kritikus dengan perannya sebagai John, sosok yang jauh dari citra heroiknya sebagai Captain America. Ia membawakan karakter yang hangat dan melankolis dengan pesona yang kuat, dianggap sebagai salah satu penampilan terbaiknya. Sayangnya, chemistry antara Johnson dan Pedro Pascal, yang karakternya seharusnya begitu sempurna, terasa kurang menyatu, membuat dinamika cinta segitiga ini sedikit timpang.

Meski demikian, Materialists tetap berhasil membangun narasi yang kuat. Meskipun ada beberapa subplot yang terasa mengganggu alur utama—seperti kisah klien Lucy, Sophie (Zoë Winters)—film ini tetap berhasil menyampaikan pesan utamanya dengan lugas.

Kesimpulan: Romansa yang Tidak Manis, Tapi Berarti

Secara keseluruhan, Materialists adalah film yang berani dan penting. Ini bukan film romantis yang akan membuat Anda berbunga-bunga, melainkan film yang akan memaksa Anda untuk berpikir. Celine Song tidak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga tentang bagaimana kita menegosiasikan cinta di tengah dunia yang terobsesi dengan materi.

Materialists (dok. A24/Materialists)

Bagi penonton yang mencari refleksi sosial mendalam dalam bungkus yang elegan, film ini sangat layak ditonton. Materialists mungkin tidak memberikan akhir yang manis dan mudah, tetapi ia memberikan akhir yang jujur dan berarti. Film ini adalah pengingat bahwa di balik segala hitung-hitungan materialis, cinta sejati masih bisa bertahan—justru karena ia menentang logika pasar. Film ini adalah pertanyaan: jika nanti kita menemukan cinta sejati, apakah kita masih akan melakukan hitung-hitungan materialis? Sebuah pertanyaan yang akan terus menggantung lama setelah layar bioskop gelap.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *