JogjaVoice.com – Ratusan driver Grab motor di Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Grab Yogyakarta, Kamis (20/2/2025). Namun, hingga aksi selesai, tidak ada perwakilan manajemen yang menemui mereka.
Narpati Sujarwanto, penanggung jawab aksi, menegaskan bahwa protes ini tidak berhenti di jalan. Para driver akan melanjutkan dengan “Gerakan Matikan Aplikasi”, yakni mematikan aplikasi Grab dari pukul 06.00 hingga 20.00.
“Kami akan turun ke jalan mencari driver yang masih online dan mengajak mereka untuk solidaritas mematikan aplikasi,” jelas Narpati.
Empat Tuntutan Utama Driver Grab di Jogja
Dalam aksi ini, driver Grab motor mengajukan empat tuntutan kepada pihak perusahaan:
1️⃣ Menolak Program Bike Hemat – Skema baru ini memangkas pendapatan per trip dari Rp 8.000 menjadi Rp 6.000. “Masak kita pulang cuma bawa riwayat orderan? Padahal harga beras dan gas sudah naik,” keluh Narpati.
2️⃣ Menghapus Sistem Shifting atau Slot – Tarif ongkos kirim turun dari Rp 7.200 menjadi Rp 6.200, semakin menekan pendapatan mitra pengemudi.
3️⃣ Membatasi Penerimaan Driver Baru – Ketimpangan jumlah driver dengan pesanan semakin memperketat persaingan.
4️⃣ Membatasi Akun dari Luar DIY – Saat ini, driver dari luar DIY bisa beroperasi bebas di Yogyakarta, sementara akun lokal justru dibatasi fitur-fiturnya. “Kami merasa tidak adil. Kalau mau bebas, harusnya berlaku untuk semua,” tegasnya.
Aksi di Jalan: Hentikan Driver yang Masih Online
Selama aksi berlangsung, demonstran juga menghentikan driver Grab motor yang masih beroperasi. Mereka mengajak sesama pengemudi untuk bergabung dalam aksi atau meminta mereka melepas jaket Grab sebagai bentuk solidaritas.
Ketegangan sempat terjadi saat beberapa driver menolak. Namun, Narpati menegaskan bahwa aksi ini sudah dikomunikasikan jauh-jauh hari.
“Kami sudah memberikan peringatan sebelumnya. Harapannya, perjuangan ini dihargai demi kesejahteraan bersama,” pungkasnya.
