Kisah Bocah SD Viral di Touna Ternyata Bukan Kepengin Sekolah Tapi Ayahnya Ngebet Judol

eksploitasi anak untuk judol galang mendadak viral

JogjaVoice.com – Sebuah video mengharukan tentang seorang anak SD bernama Galang Rawadhan (12) dari Tojo Una-Una Sulawesi Tengah mendadak viral. Dalam video itu, Galang tampak menangis, mengenakan seragam sekolah, seolah-olah sedang menghadapi kenyataan pahit: harus berhenti sekolah karena ayahnya yang lumpuh tak mampu membiayai. Netizen ramai-ramai bersimpati, sebagian bahkan mengirimkan bantuan.

Namun, seperti banyak kisah yang viral di media sosial, realitas ternyata jauh dari narasi.

Air Mata yang Diatur, Bantuan yang Disalahgunakan

Video tersebut, berdasarkan penyelidikan aparat kepolisian dan pengakuan warga sekitar, bukanlah momen spontan. Sang ayah, Rikson Lawadang, diduga sengaja merekayasa video tersebut demi menggugah simpati publik. Bukan pertama kalinya ia melakukan ini. Pada momen menjelang Lebaran lalu, ia juga menggalang bantuan serupa.

Yang membuat miris, bantuan yang diterima justru digunakan untuk berjudi online.

Menurut Kapolsek Una-Una, AKP Mustarim Abbas, hasil penelusuran menunjukkan adanya transaksi setoran ke situs judi online dari ponsel milik Rikson. Jumlahnya tidak main-main, berkisar antara Rp 5 hingga 10 juta — uang yang berasal dari niat baik masyarakat.

Saat Simpati Publik Dimainkan

Kisah ini menjadi potret buram bagaimana simpati publik bisa dimanipulasi di era viral. Masyarakat yang tergugah oleh narasi kemiskinan dan ketulusan anak sekolah, kini merasa dikhianati oleh kenyataan bahwa bantuan yang mereka kirimkan malah “diinvestasikan” ke meja judi virtual.

Sementara Galang — sang bocah polos — menjadi korban dari eksploitasi emosi oleh orang terdekatnya.

Solusi Nyata: Pendidikan dan Pengasuhan yang Lebih Baik

Beruntung, ada respons positif yang muncul dari peristiwa ini. Wakil Ketua DPRD Tojo Una-Una, Jafar M Amin, kini turun tangan langsung. Ia menyatakan akan menjadi orang tua asuh bagi Galang dan memastikan kelanjutan pendidikannya. Orang tua Galang pun sudah menandatangani surat pernyataan penyerahan hak asuh untuk pendidikan.

Sementara Rikson, sang ayah, telah mendapat peringatan keras dari aparat. Bila perbuatannya terus berlanjut atau menimbulkan kerugian publik lebih jauh, bukan tidak mungkin proses hukum akan ditempuh. Penyalahgunaan bantuan dan manipulasi publik adalah pelanggaran serius, apalagi jika dikaitkan dengan aktivitas perjudian.


Catatan Redaksi:

Kasus ini mengingatkan kita untuk:

Dan memastikan bahwa bantuan sampai ke tangan yang benar.

Lebih bijak dalam mengelola empati di era digital bisa kroscek terlebih dahulu sebelum share

Menelusuri kebenaran sebelum memberikan bantuan,

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts