Ekonomi Global Bergejolak, DIY Harus Siap!

Jogjavoice.com – Dunia kembali berdebar menghadapi kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat. Bagaimana tidak, atas kebijakan proteksionis tersebut, saat ini indeks saham di Asia mulai memerah, kurs rupiah terhadap dolar AS ikut tertekan, dan sejumlah negara mulai menyusun respons terhadap kebijakan dagang proteksionis Amerika Serikat.

Anggota DPRD DIY Dr. Raden Stevanus Christian Handoko, S.Kom., M.M menjelaskan, dengan adanya kebijakan proteksionis Amerika Serikat tersebut, maka seluruh daerah yang ada di Indonesia harus sigap dan menyusun strategi, tak terkecuali DIY. Mengingat Amerika Serikat sendiri bukan negara biasa dalam peta perdagangan DIY.

Berdasarkan data BPS DIY, pada Januari 2025, nilai ekspor DIY ke AS mencapai US$17,43 juta, atau 40,2% dari total ekspor DIY. Dengan kebijakan pajak impor tinggi ala Trump. Maka bisa dipastikan jika produk-produk dari DIY akan berhadapan dengan hambatan tarif yang besar, sehingga bisa mengganggu laju ekspor dan daya saing.

“Fluktuasi global memang tak bisa dicegah, tapi bisa diantisipasi. Dunia boleh menutup diri, tapi Yogyakarta harus membuka peluang dan justru saat global tak pasti, kita harus paling adaptif,” tegasnya, Selasa (8/4).

Menurut Stevanus, untuk mencegah berbagai hal tersebut, untuk saat ini setidaknya ada empat langkah strategis yang perlu segera digerakkan di DIY. Yang pertama DIY perlu memperkuat ekosistem produksi lokal, dalam arti mulai dari bahan baku, tenaga kerja terampil, hingga distribusi. Sebab rantai pasok yang efisien akan menekan biaya dan meningkatkan daya saing ekspor. Sehingga penguatan rantai pasok lokal itu sangat penting.

Langkah yang kedua, produk DIY harus siap bersaing di pasar internasional, bukan hanya karena nilai budaya, tetapi juga dari segi kualitas, sertifikasi, dan standardisasi. Dukungan pelatihan, pengemasan, hingga legalitas produk perlu dipercepat.

Lalu langkah yang ketiga, yakni dengan melakukan Akselerasi Yogyakarta Smart Region/Province, atau bisa dibilang konsep Yogyakarta sebagai Smart Region perlu menyentuh sektor ekonomi secara konkret. Di mana digitalisasi perizinan, data pasar ekspor, integrasi logistik, hingga koneksi platform ekspor digital.

Langkah yang keempat, perlu adanya perluasan ekosistem digital di DIY. Sebab Yogyakarta sendiri sudah dikenal sebagai kota startup.

“Kini saatnya memperluas manfaat teknologi ke UMKM, koperasi, dan industri lokal agar bisa menembus pasar luar negeri langsung lewat jalur digital,” ungkap Dr. Raden Stevanus

Ke depan, Dr. Raden Stevanus sangat berharap adanya langkah konkret dar Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk menangani permasalahan tersebut. Sebab melalui dukungan dari DPRD, dan semangat dari pelaku usaha, pihaknya sangat yakin jika ke depan bisa menjadikan DIY bukan hanya bertahan tapi melaju lebih cepat di kancah global.

“Ekonomi global sedang mengalami tekanan. Proteksionisme kembali jadi tren. Tapi di tengah tantangan, Yogyakarta punya peluang besar, asal cerdas membaca momentum dan berani berinovasi. DIY Harus Bergerak Cepat,” lontarnya. (ayu).

Follow Jogja Voice “Media Lokal Jogja

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts